Selasa, 16 Maret 2010

“Jika pendidikan adalah proses belajar dan mengajar dalam sebuah wadah atau institusi pendidikan, lalu bagaimana hal-nya dengan media-media interaktif

Seperti yang dapat banyak kita saksikan di televisi bahwa saat ini banyaknya acara edutainment, seperti “dora the exploler, bolang, laptop si unyil, are u smart than 4th grader, dll” yang sengaja disuguhkan untuk mendidik baik dewasa maupun anak-anak yang memiliki konten dalam hal memberikan sebuah edukasi dan pembelajaran secara tidak langsung.
Lalu pertanyaanya adalah “mengapa adanya atau banyaknya acara edutainment di televisi yang disuguhkan namun walaupun adanya institusi pendidikan seperti sekolah yang sebenarnya khusus untuk proses belajar dan mengajar saat ini..?” setelah saya amati bahwa konten acara televisi eduitainment yang seperti saya sebutkan di atas memiliki tujuan edukasi yang sama namun memiliki perbedaan dalam penyampaiannya sendiri.
Jika institusi pendidikan menyampaikan secara langsung proses belajar namun edutainment menyampaikan secara tidak langsung seperti dengan cara belajar sambil bermain. Contohnya acara dora the exploler yang mengajarkan atau menyampaikan edukasi dengan cara bermain sekaligus belajar yang memiliki sifat yang berbeda dengan penyampain edukasi institusi pendidikan. Saat anak menyaksikan acara edutaiment tersebut, anak-anak akan merasa seolah-olah sedang bermain namun di balik itu adanya proses pembelajaran namun dengan di kemas semenarik mungkin untuk di saksikan oleh audience.
Dengan acara seperti ini yang terkadang diputar berkali-kali maka akan mudah di ingat oleh anak-anak, acara edutainment ini sendiri yang mengajarkan secara tidak langsung akan membentuk sebuah penyampaian pendidikan yang mendidik namun tidak membosankan untuk di saksikan.
Edutainment ini merupakan cara yang creative dalam proses pembelajaran, Konsep ini di sesuaikan dengan penyesuaikan terhadap daya tangkap audience yang kita ambil contoh adalah anak-anak, pembelajaran yang disampaikan melalui cerita dongeng yang ada sehingga anak dengan mudah memahami inti cerita maupun pesan yang akan disampaikan lewat cerita, dengan harapan anak dapat mengulang kembali inti cerita tersebut dirumah maupun kepada teman-temannya sehingga dengan demikian berarti anak sudah mampu menyerap pesan edukasi yang terdapat didalam cerita-cerita tersebut.
Namun perbedaan kebudayaan dalam hal mengajar di edutainment yang saat ini mayoritas di buat oleh Negara lain seperti amerika, jepang, kanada, dll. Maka kita perlu juga untuk mengarahkan dan memperhatikan acara edutainment ini agar tidak adanya persimpangan dalam tujuan acara ini. Seperti di Negara amerika jika seorang anak pulang sekolah langsung memanggil kedua nama orangtuanya secara langsung maka berbeda dengan budaya kita yang mengajarkan jika pulang sekolah mengucapkan “assalamualaikum” dan mencium tangan kedua orang tuanya. Maka disini kita harus jeli dan pandai untuk mengarahkan agar adutaiment ini tidak adanya penyimpangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar